Diamond Edge in Jakarta : Diamond Life After Effects (part 1)


Akhirnya nulis lagi setelah empat bulan berlalu :")
Well, ,sebenernya bingung harus mulai darimana karena yang bakal aku tulis ini pengalaman pertamaku nonton konser artis kpop. Dari awal pengumuman ada konser sampai selesar konser. Tujuannya biar aku bisa inget semua detail dan perjuangannya sebelum agak lupa di beberapa bagian karena pengalaman ini bener-bener berkesan.

Makanya entri ini aku bikin 3 part. Bagian persiapan, bagian nunggu konser, dan bagian waktu di konser. Ada beberapa paragraf yang bisa di skip untuk pembaca awam, karena menurutku cuma Carat (fandom Seventeen) yang bakal mudeng apa yang aku alami di bagian tersebut.
So... Happy reading!



Seperti banyak ‘korban’ kpop lain di Indonesia, aku juga ikut jatuh ke sana dan dalam waktu yang bersamaan, aku mencari grup yang pas untuk disukai atau biasa disebut ‘stan’. Dan akhirnya ketemulah grup ini, Seventeen. Aku bukan fans veteran yang ngikutin mereka dari awal pre-debut. Aku mulai suka mereka dari era ‘Very Nice’ yang lagunya catchy dan di MV nya ada 13 cowok yang rasanya harapanku terlalu jauh buat ketemu langsung, karena mereka keren banget :”) 

Setelah stalk dan cari banyak info, aku jadi tahu kalau Seventeen sempat ke Indonesia buat ngadain fan meeting deket-deket Very Nice rilis. Gara-gara itu aku jadi agak nyesek dan menyesal nggak kenal Seventeen lebih awal. Gara-gara itu juga aku jadi punya niat buat nonton mereka secara langsung kalau mereka ngadain konser di Indonesia.
Sekitar bulan Mei lalu, Pledis Ent. mempublish pengumuman bahwa Seventeen bakal ngadain world tour ke 13 kota dunia termasuk Jakarta, Indonesia! Guess what? Aku yang belum punya persiapan apapun, dan nggak punya perkiraan kalau mereka bakal ke Indonesia secepat itu, jadi kalang kabut dan bingung mau nonton apa enggak. Karena ongkosnya pasti mahal. Selain tiket, harus nyiapin uang buat transportasi, penginapan, makan, beli merchandise………



Akhirnya setelah dapet izin dari orang tua, dan sedikit meminta bantuan untuk transport dan hotel, tinggal cari teman pergi ke konser karena itu juga jadi syarat dari orang tua biar aku boleh nonton konser. Kebetulan waktu itu aku jadi member grup line yang isinya Carat a.k.a fansnya Seventeen. Aku berniat berangkat bareng mereka yang mau nonton juga karena selain dari kota yang sama, aku udah kenal mereka walaupun baru via chat.
Setelah bolak-balik bikin grup buat diskusi, karena beberapa ada yang nggak jadi nonton dan beberapa nggak jadi bareng, akhirnya aku ‘fix’ berangkat bareng lima orang yang semuanya belum pernah aku temui. Mbak Ima, Mbak Ufi, Far, Rin, Mel.

Di akhir Juni, Mecima Pro, promotor Seventeen, mengumumkan kalau tiket mulai bisa dibeli tanggal 1 Juli. Dan di tanggal itu, aku sudah ada rencana untuk pulang kampung ke rumah mbah dalam rangka libur lebaran. Kabar buruknya, kampung rumah mbahku ini ada di pelosok, terpencil, dan langka sinyal. Bukan tempat yang baik buat beli tiket online secara manual yang pasti bakal ngelag berkali-kali dan rebutan sama orang banyak. Mau nggak mau akhirnya aku beli tiket Green B lewat jasa olshop.
Nah, buat yang mau cari jasa beli tiket kayak gini, jangan langsung kepincut satu olshop, ya. Cari banyak referensi harga dan kualitas olshop, biar tiket konser terjamin dan nggak terlalu ‘ngerampok’ dompet. Olshop yang aku pilih fee nya nggak terlalu mahal, nggak dapet bonus, tapi pelayanannya juga kualitas menengah.

Masalah tiket selesai. Mulai diskusi hotel dan transportasi bareng temen. Awalnya aku usul mau naik kereta, tapi ada teman yang maksa (orang ini akhirnya nggak jadi berangkat bareng dan namanya nggak kusebutin di awal) buat berangkat naik pesawat. Akhirnya Rin, dibantu budhenya, mencari tiket pesawat yang harganya kurang lebih sama dengan kereta dan ketemu. Semua pun setuju untuk naik pesawat. Beberapa hari setelah itu, ternyata budhenya Rin baru sadar kalau beliau salah masukin tanggal! :”) Siapa yang nggak panik, kan? Untungnya kami dicariin tiket lagi oleh beliau dan harganya masih mirip.
Diskusi via chat ternyata bikin capek mata, dan kadang bingung buat jelasin sesuatu. Dan ini dia yang agak aku takutin. Aku dan teman-teman memutuskan untuk kopi darat! Aku orang yang benci banget kalau ada suasana canggung. Bertemu dengan orang yang kenal lewat chat untuk pertama kali di dunia nyata, agak identik dengan suasana canggung. Ya, tergantung orangnya, sih. Itu yang bikin aku takut. Alhamdulillah ternyata semua di luar dugaan. Semua bisa ngobrol walaupun ada diem dikit-dikit, tapi nggak separah yang aku bayangkan. Dari hasil diskusi di situ juga kami sudah memilih hotel untuk tidur.
Sekarang semua sudah beres dan menyisakan satu to-do list yang paling merepotkan.
Menunggu Hari H.

H-12 Diamond Edge, sekolahku mengadakan Penilaian Harian Bersama selama delapan hari atau lebih tepatnya sampai H-3 Diamond Edge. Padahal dulu rencananya aku mau latihan fanchant sekitar seminggu sebelum acara tapi karena PHB dan urusan sekolah yang lain, waktu luang yang ada jadi sedikit dan kalaupun ada, agak males kalau buat latihan fanchant yang harus lihat video panduan berkali-kali dan ngapalin banyak fanchant lagu. Hm… Mungkin cintaku kepada sebong masih kurang, :(

Grup chatku, Mbak Ufi, Mbak Ima, Far, Rin dan Mel mulai ramai. Semua nggak sabar menunggu hari h.
Carat Bong (cabong) yang lama ndekem di dalam box mulai aku keluarin dan aku nyalain. Aku goyang-goyang sebelum tidur karena lightstick yang satu ini nggak ketulungan cantiknya. Banyak olshop yang jualin tas cabong bentuk wortel, karena pingin, aku tanya ibuku barangkali beliau bisa buat. Karena di toko lagi kehabisan kain oranye, akhirnya ibu beli kain merah dan hasil akhirnya bukan wortel. Tapi cabe.

 

H-2 Diamond Edge, aku sudah packing karena kami berangkat H-1, Jumat sore. Baju, cabong, charger, alat mandi, obat, snack sudah di koper. Tiket pesawat di Rin, tiket konser masih dipegang admin olshop dan bakal diambil waktu Hari H. Malamnya aku nonton beberapa video fanchant biar hafal dikit lah, paling enggak. Huhuhu.

H-1 Diamond Edge, Jumat pagi semua barang yang mau dibawa ke Jakarta aku cek ulang karena nanti bakal langsung berangkat setelah sekolah. Habis itu aku sekolah seperti biasa, ke dokter gigi untuk kontrol, dan makan siang bareng ibu. Di luar dugaan semua selesai lebih cepat jadi aku sudah sampai di bandara 30 menit lebih awal dari waktu janjian.
Mbak Ufi dan Mel datang tepat waktu. Setelah itu Mbak Ima datang. Kami berempat menunggu Far dan Rin. Aku, Mbak Ufi, dan Mel nggak bisa tenang karena mereka berdua belum juga datang sampai satu jam sebelum jadwal keberangkatan. Aku takut banget nggak bisa naik ke pesawat karena pernah dapet pengalaman ditinggal pesawat cuma gara-gara telat check in lima menit, gengs!
Sekitar 20 menit sebelum jadwal take off, Far sama papahnya datang, begitu juga Rin ditemani budenya. Kami lari ke dalam dan………….masih boleh masuk pesawat! Ya Allah, di dalem pesawat jantung deg-degan nggak karuan.

Sampai di Bandara Soekarno-Hatta, kami langsung menuju hotel di daerah BSD yang dekat dengan Hall ICE tempat sebong konser nanti. Kami beli McD untuk makan malam lalu dimakan di area resto hotel.
Setelah makan kami kumpul di kamar dan ngobrol karena excited banget buat Hari H sambil dengerin lagu-lagu sebong. Jam setengah 12 Mbak Ima, Mbak Ufi dan Far balik ke kamarnya. Lalu kami semua tidur biar besoknya bisa kuat nonton sebong ><



Baca : part 1, part 2, part 3

Komentar

Postingan Populer